Selasa, 20 Mei 2014, pembukaan Gawai Dayak di Rumah Betang Pontianak. Aku pun merapatkan motorku di salah satu spot parkir. Cukup membayar 3 ribu untuk parkir, aku pun memasuki pameran yang barusan diresmikan. Sayangnya aku tak sempat menyaksikan upacara pembukaan yang biasanya lengkap dengan tarian dan arak-arakan para pemuda dan pemudi dengan baju adat dayak.
Akhirnya, langkahku berhenti di stand terakhir, yang banyak dipajang kain tenun. Beruntung aku bisa bertemu serta ngobrol dengan penenunnya langsung, seorang wanita, Dayak desa, asal dari kabupaten Sintang. Nama beliau, ibu Margaretha Antau. Ibu penenun yang bertempat tinggal di Desa Umin Jaya kec. Dedai, Sintang ini sudah menenun sejak tahun 2007. Menenun merupakan pekerjaan sampingan beliau selain mata pencaharian utama yakni menoreh karet dan berladang. Beliau juga bilang, sebenarnya ingin mempraktekkan dan membawa peralatan menenunnya, namun waktu yang mepet, dan persiapan yang kurang, akhirnya, belum bisa memperlihatkan keahliannya disini. Sayang sekali, moga tahun depan bisa diwujudkan.
Bu Margaretha dengan kain tenun motif Tiang |
Bu Margaretha bercerita, bahwa setiap kain tenun memiliki makna di setiap corak yang dimilikinya. Seperti kain tenun motif Tiang Merinjan, yang membutuhkan waktu 2 bulan untuk menyelesaikan kain sepanjang 200x120 cm. Motif ini menceritakan tentang seorang Raja Merinjan yang bijaksana. Jadi biasanya kain ini dibuat jas, untuk mencerminkan sosok yang bijaksana. Bu Margaretha juga bilang, bahwa orang yang pertama menenun motif ini bernama Limbung Lawa, Dayak Desa.
Motif Ranga Tupai dan Sandong |
Ada lagi motif Rangka Tupai dan Sandong. Kain dengan pewarna alami dari akar mengkudu dan kulit kayu ini dipakai oleh tokoh masyarakat saat melaksanakan upacara memandikan bayi di sungai pertama kali. Kain ini memiliki makna keselamatan jiwa dan raga.
Kain tenun kecil Motif Liku |
Untuk kain tenun yang kecil seperti yang saya beli ini, bermotip Liku, yang berarti rezeki dan lika liku kehidupan, yang berakhir sejahtera. Kain ini biasa dibuat 1 bulan dan menghasilkan 10 helai kain tenun. Ukuran 150 x 5,5 cm saya beli Rp 40.000,- dan untuk yang paling mahal 1,2 jutaan di ukuran 200x120 cm.
Ketua adat Dayak Desa |
Bu Margaretha juga memberikan no Hp. 082254135706, jikalau aku berkunjung kesana ataupun ada yang tertarik ingin membeli hasil karya beliau dan rekan-rekannya. Oh ya, aku pun sempat berbincang dengan Pak Martinus Layasari , ketua Adat Dayak Desa dan beliau memberikan no hp. 081256395988 yang sudah menjabat sejak tahun 2012.
Akhirnya, aku pun melingkari pundak ku dengan kain tenun ini. Dan sesampai dirumah kupakaikan di kepala keke, manis juga jika dipakai anak kecil. Yup, kain tenun Dayak memang indah.
salam kenal, tulisannya bagus :)
BalasHapussalam kenal juga...makasih ya. maaf baru balas
Hapus