Tyo pernah cerita kalo ada curug yang bagus di daerah Subang, namanya curug Cijalu. Curug dalam bahasa sunda itu nama lain dari air terjun. Berbekal prnasaran dan informasi tanya sana sini sama warga serta google maps, sampailah kami ke curug ini.
Jalannya mendaki karena berada di kawasan gunung Sunda. Pada saat kesana, didepan kami ada 2 truk yang mengangkut anak anak sekolah, sepertinya anak SD. Jalanan menanjak seperti itu membuat kami ngeri, saat truk menggerungkan gasnya. Seperti keberatan. Kami bergegas melewati truk agar tidak lama di perjalanan.
Semakin menanjak pemandangan kanan kiri jalan sangatlah indah. Tidak terasa kami akhirnya tiba di parkiran. Ada beberapa warung disini dan tempat ruang ganti pakaian serta kamar mandi/toilet. Kami menitipkan tas ransel di salah satu warung. Jadi bawa barang seperlunya aja pas di curug.
Kami berjalan kaki menapaki anak tangga yang tersusun dari bebatuan. Di sini juga bumi perkemahan yang sering dikunjungi. Saat kami kesana, lagi ada perkemahan. Jalanan menuju curug lumayan jauh juga, hampir 1 km sepertinya. Jalanan nya bebatuan membuat kaki terasa lelah. Harusnya memakai sepatu skechers ku supaya terasa nyaman. Ini malah pake sendal.
Curug pertama yang kami jumpai berukuran kecil, tidak begitu tinggi. Tapi bagus dan airnya bersih. Kalo gak salah dinamakan curug Perempuan. Kami sempatkan bergantian foto disini dan mencuci muka dengan air yang sangat segar ini. Perjalanan kembali dilanjutkan.
Terdengar dari jauh suara gemuruh air terjun. Akhirnya kami tiba. Masih sepi, hanya ada beberapa pengunjung yang mandi. Aku dekati kolam curug, kucoba airnya, brrrrr.....super dingin. Seperti air es. Tapi sayang bgt kalo udah sampai disini gak nyemplung. Setelah pikir pikir, mendingan nyemplung sekalian. Baju kan ada bawa. Jadi, aku nyemplung lengkap tanpa ganti kostum. Dan tadaaaaa......gigil. Ngomong aja gemeretek. Ini air kaya dari kulkas. Namun lama kelamaan tubuh terbiasa dengan suhu air dingin. Kecuali kalo aku keluar dari air trus masuk lagi, adaptasi lagi deh dengan suhu airnya.
Lumayan lama berenang disini. Ada deh sekitaran 20-30 menit. Aku kelar karena anak anak sd yang kuliat pake truk kesininya itu udah pada nyampe dan mereka pada nyebur. Keruh deh air. Syukur udah puas berenang tadi. Dan waktunya pulang, sebelumnya ganti dan mandi dulu di warung tempat ku menitip tas.Berenang di curug memang sangat menyenangkan.
Ini ada info lengkap tentang Curug Cijalu, aku ambil di Google : https://sites.google.com/site/wisataairterjun/jawa-barat/curug-cijalu---subang
Menurut cerita, sebelum diberi nama Cijalu, curug itu biasa disebut Curug Cikondang. Namun ketika seorang pendekar (jawara) datang ke daerah ini, akhirnya nama Cikondang diubah menjadi Cijalu. Nama ini perpaduan antara dua kata cai dan jalu (bahasa Sunda).
Curug Cijalu memiliki ketinggian lebih dari 70 meter dengan tumpahan airnya mengalir deras membelah bukit di puncak Gunung Sunda, sekitar 1300 meter di atas permukaan laut. Curug Cijalu ditemani oleh air terjun lain yang dikenal dengan nama Curug Perempuan yang terletak sekitar 100 meter sebelum Curug Cijalu.
Curug Cijalu ini berada dalam kawasan Cagar Alam Gunung Burangrang yang sesungguhnya lebih pantas disebut Cagar Alam Gunung Sunda yang memiliki luas 2 Ha dan termasuk di hutan produksi blok Cijengkol KPH Bandung Utara, BKPH Wanayasa, RPH Tangkuban Perahu. Konfigurasi lapangan umumnya bergelombang dengan curah hujan 2.700mm/th dan suhu udara berkisar 18-26C.
Selain Curug Cijalu di kawasan ini terdapat juga curug lain yang lebih tinggi (di atas 90 m). Curug tersebut bernama Curug Cilemper. Jarak Curug Cijalu ke Curug Cilemper sekitar 1500 m. Selain lebih tinggi dan lebih deras debitnya Curug Cilemper ini dikelilingi oleh tebing-tebing tinggi dan lebatnya pepohonan dan tumbuhan paku-pakuan. Di dasar curug ini terdapat kolam besar dengan air yang sangat dingin mengalir diantara bebatuan besar, dari kolam tadi mengalir sungai kecil beraliran cukup deras menuju bawah tanah. Untuk menuju ke sana sangat sulit karena harus melewati jalan setapak membelah hutan dan juga menyusuri aliran sungai.
Dulu sebelum dikelola kedua curug ini sudah sering dikunjungi orang-orang keturunan Tionghoa. Mereka menganggap curug itu tempat mandi para bidadari, tutur seorang penduduk Desa Cipancar yang sudah tinggal disana lebih dari enam puluh tahun. Kepercayaan ini timbul lantaran saat matahari pagi memancar, akan bermunculan pelangi-pelangi kecil memantul dari curug.
Lokasi
Peta dan Koordinat GPS: -6° 42' 43.00", +107° 35' 49.00"
Aksesbilitas
Berjarak 37 Km dari kota Subang ke arah Selatan (1 jam perjalanan) atau sekitar 50 km dari Kota Bandung ke arah utara (1,5 jam perjalanan). Sekain itu juga dapat dicapai melalui Purwakarta kurang lebih 25 km ke arah Wanayasa. Kondisi jalan, umumnya beraspal dan hanya sebagian kecil yang masih berupa jalan batu, dapat dilalui kendaraan roda dua dan empat. .
Jika dari arah Wanayasa (di jalan raya yang menghubungkan Subang dan Purwakarta) sekitar 5 km setelah pasar Wanayasa, tepatnya di pangkalan ojek Kampung Legok Barong, Desa Pusakamulya, Kecamatan Kiarapedes ambil belokan kanan memasuki jalan desa ke arah Desa Cipancar. Jarak Curug Cijalu ini dari pangkalan ojek tersebut sekitar 4 km. Jalan masuk ke curug ini sudah ditandai plang dan petunjuk arah yang jelas. Kondisi jalan masuk ini sudah beraspal meski dibeberapa bagian sudah mulai banyak terkelupas.
Bagi yang menggunakan kendaraan umum dari Purwakarta naik angkot 01 jurusan Pasar Rebo. Selanjutnya dari Pasar Rebo ini disambung dengan elf jurusan Wanayasa. Turun di Pasar Wanayasa. Selanjutnya dari pasar tersebut perjalanan diteruskan dengan naik ojek atau colt carteran (omprengan) hingga ke pintu gerbang I Taman Wisata Alam Curug Cijalu. Ongkos ojek sekitar Rp 15000 hingga 20000 per orang.
Setelah membayar ongkos masuk di pintu gerbang I, perjalanan diteruskan menuju pintu gerbang II dengan melewati jalan yang kondisi aspalnya banyak terkelupas, sempit dan mananjak. Jarak dari pintu gerbang I ke II sekitar 3 km jauhnya. Selanjutnya untuk menuju ke lokasi curug masih harus berjalan kaki sekitar 300 m melewati area bumi prkemahan dan jalan batu bertangga-tangga dari pintu gerbang II tersebut.
Fasilitas dan Akomodasi
Selain adanya warung makan dan minum yang banyak ditemui di area wisata ini, fasilitas yang tersedia adalah loket karcis, pos jaga, tempat parkir, shelter, tempat sampah, jalan setapak, tempat duduk, mushola dan instalasi air. Juga terdapat pula lapangan sebagai areal untuk camping bagi para pengunjung.
Tiket dan Parkir
Biaya masuk Rp 8000 per orang. Sedangkan ongkos parkir kendaraan roda dua Rp 1000 dan kendaraan roda empat Rp 3000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar