Setelah sekian lama foto tersimpan di dalam laptop, akhirnya aku publish sekarang. Trauma rasanya kehilangan beratus GB file foto yang tersimpan di dalam harddisk yang entah apakah bisa tertolong. Aku gam pengen lagi itu terjadi, karena itu file file yang sekarang masih ada di gadget ataupun laptop mendingan ku upload saja.
Aku ingin menceritakan kisahku ke Angkor Wat. Meskipun tidak lagi begitu detil, tapi aku masih masih ingat beberapa bagian kisahnya.
Angkor Wat, Juni 2014.
Harusnya sebelum subuh, becak motor itu tiba, tapi syukurlah masih sempat terkejar untuk melihat sunrise di Angkor Wat. Saat kami berpacu di kegelapan subuh, ternyata kami berpapasan dengan banyak motor becak yang juga membawa penumpangnya untuk berburu di tempat yang sama. Pintu gerbang masuk dengan beberapa loket terlihat antri saat ku tiba disana. Kita harus memperlihatkan paspor, kemudian kita di foto dan itu akan menjadi kartu kita masuk ke Angkor Wat. Seingatku biayanya lumayan mahal dan di Kamboja selain mata uang sana, dominan digunakan adalah dollar amerika.
Becak motor pun memasuki kompleks Angkor Wat yang ternyata gede banget. Luas melebihi Borobudur jadi gak mungkin jika berjalan kaki untuk mengelilingi semuanya kecuali pakai sepeda, masih memungkimkan. Setauku ad apenyewaan sepeda juga disana.
Sunrise seperti ya tidak seindah harapanku. Aku memutuskan sholat subuh di dekat pohon, lalu setelah itu kembali ke tepi danau dimana para orang banyak berkumpul dengan kameranya yang sudah standby menanti keindahan. Menit demi menit berlalu dan akhirnya benar dugaanku, sunrise nya tidak muncul seindah keinginan kami semua. Jadi kuputuskan untuk memasuki komplek Angkor Wat yang terdiri dari banyak sekali candi candi. Ada Candi Bayon yang seperti muka Buddha, lalu ada tempat Angelina Jolie main film, dan aebagainya. Banyak sekali dan harusnya aku seharian disini. Tapi apa dikata, aku tidak paham, jika tau begini, mungkin aku bawa bekal yang cukup baik makanan ataupun minuman dan selebih ya untuk memudahkanku berpindah ke satu tempat ke tempat lain mungkin dengan bersepeda. Jika pakai becak motor, seharusnya aku dapat rekomendasi orang yang tepat karena pengalamanku dengan driver becak motor ini kecewa. Drivernya malas dan harus aku yang mencari kemana mana, dia asik tidur, dan kebanyakan aku justru berjalan kaki dan mencari ya kemana mana.
Suatu hari, aku ingin kembali kesini, tapi dengan persiapan yang lebih matang sehingga bisa seharian menikmati setiap candi yang ada serta mempelajari sejarah Kamboja melalui Angkor Wat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar