Hampir jam 4 sore, matapun kembali segar setelah tidur siang. Selesai mandi dan sholat, kembali dengan rute sebelumnya, berjalan kaki dari Kedongdoro trus belok kanan ke Embong , kami menuju Plaza Tunjungan. Sebuah Mall besar yang terkenal di Surabaya, penuh dengan merk terkenal. Kami belum lapar, jadi niat shopping mulai muncul. Hehehe. Ada Sale merk ternama. Setelah liat sana sini, ...ta...da...dompet kecil cantik pun berpindah ke tanganku. Sebenarnya mau beli sepatu dan sendal untuk trekking, tapi apa boleh buat, ukuran kaki kami gak ada, semua nya gede-gede.
|
Post Office at Night |
|
Pedestrian Walk Embong Malang |
|
Tunjungan Plaza |
Magrib sudah datang, kami muter-muter mencari musholla yang rupanya berada dilantai paling atas, sehingga bisa melihat kota Surabaya yang gemerlap di malam hari. Sehabis sholat, kami mau melanjutkan keliling kota, tapi sebelumnya makan es krim dulu di A&W. Papi memutuskan ke Ondomohen, tempat dimana Sate Klopo terkenal dan terenak sambil browsing di hp. Pengen pake taksi, tapi kurasa tidak begitu jauh, sehingga kami pun berjalan kaki sambil menikmati kota ini.
|
Balai Kota |
Setelah melewati Mc. D yang unik dengan Gitar Gede sebagai arsitektur bangunannya, kami bergerak ke jalan Pemuda, dan bertemu salah satu taman, namanya Taman Apsari di depan Balai Kota. Taman ini memiliki Monumen Gubernur Suryo (gubernur I Jatim). Memiliki luas 5.300 m2, taman ini bersih, tertata rapi, banyak tanaman sekitar 20 jenis, pepohonan, serta lampu dan Jogging Track. Merupakan taman peninggalan Belanda 1795 yang dulunya bernama Taman Simpang atau Kroesen Park.
|
Taman Apsari |
Ingin sebenarnya menikmati taman ini, tapi perut sudah mulai berdendang, ingin segera diisi. Langkah santai kami membuat terhenti di depan Balai Pemuda, gedung tua yang indah. Ternyata gedung ini beroperasi hingga pk 20.00 di hari sabtu, menjadi pusat informasi wisata Surabaya. Kami pun dibekali berbagai macam peta dan brosur. 2 thumbs for this!
Lanjut lagi berjalan hingga bertemu taman monumen Jendral Soedirman, lurus dan berbelok ke kanan. At least...Ondomohen,,we are coming. Berada di Jalan Walikota Mustajab, memiliki beberapa kedai Sate Klopo. Saat memasuki kedai yang banyak terpampang foto artis yang pernah makan disini, kamipun segera memesan sate klopo yang rupanya berupa sate ayam atau daging (kami pesan kedua nya) yang dibalut dengan parutan kelapa. Dibakar di atas bara api. Disajikan dengan bumbu kacang yang manis, nasi hangat serta serundeng diatasnya. Untuk rasa, Ueeenaaak Bangett! Aku bisa katakan ini salah satu sate terenak yang pernah kumakan selain sate ayam kampung yang papi sering masak dirumah. Harga yang kami bayar hanya 33.000 ( untuk 1 porsi campur dan 1 nasi serta 2 botol teh sosro).
|
Sate Klopo Maknyossss |
Kenyang dan mau pulang pake Lyn, tapi hampir 20 menit menunggu, tak kunjung lewat. Taksi pun menjadi pilihan terakhir untuk kami muter muterin Surabaya. Dimulai dari Jembatan Merah menuju ke Chinatown (Pecianan), lalu ke Jalan Gading, Masjid Cheng Ho. Masjid yang diresmikan 13 Oktober 2002 ini terletak di gedung serba guna PITI (Pembina Iman Tauhid Islam), dengan latar depan Lapangan Basket, beraksitektur Tionghoa dengan dominasi warna Merah. Didirikan atas prakasa para sesepuh, penasehat, pengurus PITI dan pengurus Yayasan Haji Muhammad Cheng Ho Indonesia Jatim serta tokoh masyarakat Tionghoa Surabaya. Terkesima dengan masjid ini dan kami pun tidak mau melewati kesempatan untuk sholat isya disini.
|
Masjid Cheng Ho |
Destinasi selanjutnya, Tugu Pahlawan untuk photo spot. Tidak banyak yang bisa kuceritakan disini, karena kami hanya singgah sebentar. Semoga suatu saat aku bisa kembali kesini.
Dan terakhir, karena kami kembali lapar, hehehe, Rawon Setan di Embong Malang pun menjadi tujuan yang tepat untuk mengakhiri malam ini. Rawon ini lumayan enak, dengan harga lumayan mahal (mungkin karena udah banyak artis yang datang, dilihat dari foto-foto artis terpampang disana sini). Kami membayar 92.000 untuk 2 porsi Rawon, Nasi, dan 2 botol sosro, ditambah kerupuk dan kudapan lain. Tapi kalo ditanya, aku paling suka kuliner apa? Jawabannya, Sate Klopo!!!
Wisata Malam Surabaya berakhir seiring langkah kaki kami menuju ke penginapan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar