Becak motor melaju di antara jalanan berdebu. Ini ibu kita negara tapi serasa lagi berada di jalan kabupaten. Sangat jauh dari kemajuan, membuatku penasaran, apa penyebab kota ini begitu tertinggal.
Killing field membuka jawaban. Puluhan tahun silam, saat Pol Pot berkuasa, jutaan orang di bunuh. Incaran utama yakni para golongan cendikiawan, cerdas, dan yang bisa memajukan. Kebayang, para pemuda negara habis dalam hitungan bulan. Bagaimana bisa bangkit dengan cepat, padahal untuk membangun negara butuh waktu dan proses. Apalagi trauma akan terus membekas.
Kisah Killing Field terdengar di telingaku lewat audio yang kusewa di loket. Setiap tempat punya sejarahnya tersendiri. Tempat itu sunyi semakin membuat bulu kudukku berdiri. Ini pagi menjelang siang, bukan senja atau malam. Tak ingin kubayangkan bagaimana mereka yang diculik saat malam dan tiba tiba sudah berada disini, dibunuh. Tragis. Sangat tragis.
Anak anak tak berdosa pun tak luput dari sini. Aku meneteskan air mata. Pohon killing tree menjadi saksi para anak anak tak berdosa meregang nyawanya disini.
Aku kembali membuka sejarah, mengenai Kamboja dan masa itu. Sangat sangat menyayat hati. Saat membacanya, hanya ada perasaan duka yang mendalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar